Pintu Terbuka, AS Mengintai ‘Harta Karun’ Strategis RI

Ilustrasi Tambang Uranium. (Dok. Pixabay)

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2022 tentang Keselamatan dan Keamanan Pertambangan Bahan Galian Nuklir. Beleid anyar itu rupanya cukup ampuh untuk menggaet investasi asing masuk ke Indonesia.

Terbaru, Amerika Serikat (AS) yang dikabarkan tertarik membangun kerja sama dengan Indonesia di bidang ketenaganukliran. Hal tersebut diketahui saat Komisi VII menerima kunjungan resmi delegasi Amerika Serikat baru-baru ini.

Salah satu yang dijajaki adalah kerja sama nuklir melalui program sembilan juta dolar di Kalimantan Barat, untuk menambang ‘harta karun’ strategis milik Indonesia yakni Uranium yang menjadi bahan baku nuklir.

“Di sana ada tambang uranium yang menjadi bahan baku nuklir. Kami tentu menyambut baik hal tersebut,” ujar Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto, dikutip dari akun instagramnya, Jumat (20/1/2023).

Menurut Sugeng pihaknya menyambut baik rencana Amerika Serikat yang ingin bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, terutama untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia.

Apalagi, ke depan Indonesia membutuhkan energi yang cukup besar. Oleh sebab itu, sumber energi dari energi baru sangat dibutuhkan untuk menopang kebutuhan tersebut.

“Bahkan jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 6 persen saja, berarti Indonesia butuh 1,5 kali peningkatan energi,” kata dia.

Menindaklanjuti peraturan tersebut, Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menyiapkan peta investasi untuk bahan galian nuklir di Indonesia. Hal ini dilakukan agar investor tertarik untuk berinvestasi di sektor nuklir Indonesia.

Tim Ahli Menteri Investasi/Kepala BKPM RI Anggawira mengungkapkan, dalam mengatur investasi nuklir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tengah menyiapkan peta investasi yang terperinci. Dalam peta investasi tersebut turut dipaparkan potensi yang dimiliki di Indonesia.

“Eranya Pak Bahlil, coba jawab tantangan itu dengan menyusun berbagai peta peluang investasi yang ada. Artinya berbagai sektor ada, mulai dari sektor industri misalnya, di sektor pertambangan, sektor logistik, dan sebagainya,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam Mining Zone, dikutip Rabu (21/12/2022).

Menurut dia Indonesia sebelumnya tidak pernah membuat peta investasi yang detail. Adapun, peta investasi yang selama ini dibuat adalah karangan bebas belaka.

“Sebelum-sebelumnya kalau bisa dibilang, kita ini enggak pernah memberikan suatu peta investasi atau data investasi. Istilahnya kalau kita bilang, kita mengarang bebas aja, Indonesia punya 17 ribu pulau blabla. On detail-nya nggak pernah kita sampaikan secara terperinci kepada investor yang mau masuk,” tuturnya.

Angga menyebutkan untuk sektor nuklir, peta investasi yang akan disajikan kepada investor agar tertarik yaitu dengan menyebutkan potensi bahan galian nuklir yang luar biasa di Indonesia. Selain itu, daerah yang potensial mengandung tambang nuklir juga dipaparkan dalam peta investasi tersebut.

“Untuk PLTN sendiri, di sektor nuklir ini jadi hal yang menarik, karena kita sendiri dari data yang disampaikan kepala BATAN, kita punya potensi luar biasa tapi tadi, masih baru ini, di sini daerah ini, kan perlu kita lebih detilkan lagi,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) periode 2013-2018 Djarot Sulistio mengungkapkan bahan galian nuklir yang potensial di Indonesia berupa uranium dan thorium.

Djarot turut menyebutkan beberapa wilayah di Indonesia yang menyimpan potensi bahan galian nuklir, di antaranya adalah Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Bangka Belitung.

Selain itu, dia juga menyebutkan wilayah Papua turut menjadi wilayah yang potensial untuk digali potensi bahan baku nuklir tersebut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*