Sebuah batu misterius ditemukan seseorang di Maryborough Regional Park, dekat Melbourne, Australia, pada 2015 lalu. Pria bernama David Hole tersebut terkesima dengan wujud sang batu dan mengiranya emas.
Ia kemudian membawa pulang dan mencoba membedah batu tersebut. Tak dinyanya, sangat susah memecahkan sang batu.
Berbagai upaya sudah dilakukan. Alat seperti gergaji batu, penggiling, bor, dan cairan asam tak berhasil menghancurkan sang batu.
Akhirnya, Hole membawa batu itu ke Museum Melbourne untuk diidentifikasi oleh ahli. Tak dinyana, batu itu bukan emas melainkan meteorit langka.
“Tampilannya terpahat dengan lesung pipit. Bentuk itu terjadi saat melewati atmosfer, mereka meleleh di luar dan atmosfer memahatnya,” kata ahli geologi Melbourne Museum Dermot Henry kepada The Sydney Morning Herald tahun 2019, dikutip dari Science Alert, Sabut (22/4/2023).
Dalam makalah ilmiah, para peneliti menuliskan meteorit bernama Maryborough berusia 4,6 miliar tahun. Beratnya mencapai 17 kilogram dan setelah dipotong kecil ditemukan besi berpersentase tinggi membuatnya menjadi H5 ordinary chondrite.
Setelah meteorit dibuka, terlihat adanya tetesan mineral logam kecil mengkristal di seluruh bagiannya yang disebut sebagai chondrules.
“Beberapa memberikan pandangan sekilas soal planet kita. Sejumlah meteorit, terdapat ‘stardust’ yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan elemen tabel periodik,” terangnya.
“Meteorit langka lainnya mengandung molekul organik seperti asam amino; penyusun kehidupan”.
Para peneliti belum mengetahui asal dan berapa lama meteorit sudah ada di Bumi. Namun mereka memiliki beberapa dugaan, misalnya kemungkinan dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
“Meteorit khusus ini mungkin keluar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter dan telah didorong keluar dari sana oleh beberapa asteroid yang saling bertabrakan lalu suatu hari menabrak Bumi,” jelas Henry.
Sementara itu meteorit berada di Bumi antara 100 hingga 1.000 tahun yang berasal dari penanggalan karbon. Science Alert mengaitkannya dengan penampakan meteorit antara 1889 hingga 1951 di Bumi.