Terungkap! Investor Inginkan Sosok Ini Jadi Presiden Indonesia

Terungkap! Investor Inginkan Sosok Ini Jadi Presiden Indonesia

Ilustrasi Editorial, Rupiah Melemah

Tepat pada 14 Februari pemilhan presiden (pilpres) 2024 akan diselenggarakan. Tiga pasangan calon (paslon) bersaing cukup sengit sehingga berpotensi berlangsungnya putaran kedua pada Juni 2024.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan tiga pasangan calon (paslon) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada gelaran Pilpres 2024, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Merujuk pada Undang-Undang (UU) Pemilu Nomor 7 Tahun 2017, ada dua opsi pilihan pada pemungutan suara yakni menang dengan satu putaran atau dengan putaran kedua.

Putaran kedua akan dilaksanakan https://hellokas.store/ jika tidak ada paslon yang mendapatkan suara lebih dari 50% pada putaran pertama. Dengan kata lain, jika terdapat paslon yang memiliki suara lebih dari 50% pada putaran pertama, maka putaran kedua tidak akan diselenggarakan.

Sebagai informasi, pada Pilpres 2004 terdapat lima paslon dan berakhir dengan dua putaran mengingat perolehan tertinggi hanyalah 33,57% yakni pasangan SBY-Jusuf Kalla.

Hingga akhirnya pada putaran kedua, pasangan SBY-Jusuf Kalla menang dengan perolehan suara 60,62% dibandingkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi dengan perolehan 39,38%.

Pada 2004, rupiah mengalami pelemahan sekitar 0,35% walaupun volatilitasnya telah menurun sepanjang masa kampanye 1 Juni hingga 1 Juli 2004 atau sekitar 30 hari.

Menjelang pilpres putaran kedua diselenggarakan, rupiah sempat mengalami apresiasi yang cukup signifikan dari angka Rp9.300an/US$ menjadi di bawah Rp9.000/US$. Bahkan sempat kembali menguat setelah pengumuman hasil pemilu menunjukkan sesuai dengan harapan pelaku pasar.

Pada 8 November 2004, rupiah sempat menguat Rp8.930/US$ yang merupakan posisi terbaik sejak 16 Juli 2004 atau sekitar empat bulan terakhir.

Kendati demikian, pasca penetapan presiden dan didorong dengan faktor eksternal menyebabkan lemahnya rupiah yakni sikap bank sentral AS (The Fed) yang hawkish dengan menaikkan suku bunganya.

Bahkan sepanjang 2004, The Fed menaikkan suku bunganya sebanyak lima kali yang akhirnya membuat dolar AS menguat signifikan dan melemahkan mata uang Garuda.

Anjloknya rupiah terparah berada pada bulan Agustus 2005 dengan ditutup di angka Rp10.730/US$.

Harapan Pelaku Pasar untuk Pemimpin 2024-2029

CNBC Indonesia telah melakukan survei kepada ekonom dan treasury bank yang secara umum menginginkan agar pemimpin pasca Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni yang pro pertumbuhan ekonomi, fokus pembangunan, dan yang ramah investasi asing.

Pemimpin yang diharapkan yakni yang mampu membuat rupiah menguat ke depannya salah satunya dengan cara menarik investasi asing masuk ke pasar keuangan domestik.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga 28 Desember 2023, investor asing beli neto Rp80,45 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp10,74 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp52,81 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*