Serangan Rusia ke Ukraina disebut-sebut memiliki latar belakang personal. Hal ini diungkapkan oleh outlet berita independen Rusia, Verstka.
Seorang reporter Verstka, Ilya Zhegulev, menulis bahwa sekutu setia Putin Viktor Medvedchuk berada di pusat apa yang disebut ‘operasi militer khusus’ Rusia di Ukraina. Zhegulev juga menulis bahwa Putin sebenarnya telah memutuskan untuk menyerang Kyiv pada Februari-Maret 2021.
Medvedchuk adalah figur kaya Ukraina pro-Kremlin yang dibebaskan oleh Kyiv dalam pertukaran tahanan dengan Rusia pada September 2022. Pria berusia 68 tahun itu memiliki hubungan dekat dengan Putin, yang diyakini sebagai ayah baptis putri bungsunya.
Medvedchuk juga merupakan mantan pemimpin partai oposisi pro-Rusia di Ukraina, dan ditahan pada April 2022 oleh dinas keamanan negara Ukraina, SBU, setelah dia melarikan diri dari tahanan rumah sambil menunggu persidangan atas tuduhan makar. Kyiv telah mencabut kewarganegaraan Ukrainanya.
Pada tahun 2021, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani dekrit yang melarang tiga stasiun televisi yang berafiliasi dengan Medvedchuk. Zelensky mengatakan pada saat itu bahwa stasiun televisi ‘melakukan propaganda anti-Ukraina’ dan ‘mengganggu proses integrasi negara ke dalam Uni Eropa’.
“Pada Februari 2021, operasi khusus dilakukan, yang tujuannya adalah untuk menetralisir Medvedchuk,” kata outlet berita tersebut dikutip Newsweek, Kamis, (27/4/2023), mencatat bahwa sanksi diterapkan pada 112 Ukraina, NewsOne, ZIK
Menurut Zhegulev, ini merupakan batas akhir kesabaran Putin. Tiga sumber yang dekat dengan Putin mengkonfirmasi bahwa perkembangan ini adalah langkah terakhir dalam keputusan Kremlin untuk bersiap meluncurkan serangan skala penuh ke Ukraina.
“Kremlin memutuskan untuk tidak menggunakan alat ‘soft power’ lagi. Putin sangat marah dengan ‘serangan pribadi’ terhadap Medvedchuk,” ujar laporan itu.
“Medvedchuk berbicara tentang kesetiaan wilayah, dengan bodohnya menyesatkan Putin,” papar seorang sumber lain yang dekat dengan administrasi kepresidenan Rusia.
“Alih-alih menarik kesimpulan tentang kecukupan informasi yang diterima, menganalisis dan melihat gambaran yang jelas bahwa mereka tidak diharapkan di sini, kebencian dan kemarahan menutupi mata mereka,” tambah sumber itu.
Putin sendiri mulai menyerang Ukraina pada 24 Februari tahun lalu. Dalam pidatonya, Putin berdalih adanya serangan ini adalah untuk membebaskan masyarakat komunitas Rusia di wilayah itu dari kelompok ultranasionalis yang dibeking Kyiv serta memaksa Ukraina untuk tidak bergabung ke NATO.