Para ahli dan pegiat geologi Indonesia kumpul di kantor Badan Geologi, Bandung, Jawa Barat Sabtu (29/4/2023). Mereka membahas banyak hal soal ‘harta karun’ geologi yang harus semakin menjadi perhatian serius demi pemanfaatan yang berkelanjutan melalui pendekatan konservasi dan geowisata.
Mereka yang hadir antara lain Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto, Ketua PP IAGI Burhannuddinnur, Geolog Senior R.P. Koesoemadinata, Ketua International Youth Geopark Forum Immanuel Deo, Dirjen Minerba ESDM 2020-2022 Ridwan Jamaludin, Dekan Fakultas Teknik Geologi Unpad Mega Fatimah Rosama.
Juga hadir sebagai pembicara Peneliti Utama Badan Geologi ESDM Antonius Ratdomopurbo, Ketua IAGI Pengda JBB Mirzam Abdurrachman, Perwakilan Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI) Heryadi Rachmat, Ketua Masyarakat Geologi Tata Lingkungan Indonesia (Mageti) Indra Badri, dan dari Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan ITB Yani Andriani, Dimas Dwi Pangestu dari Pengurus Kebumen Geopark Youth Forum- Pengurus Indonesia Geopark Youth Forum sebagai moderator dan lainnya.
Para ahli yang hadir punya napas yang sama bahwa sumber daya geologi yang sehari-hari dekat dengan kehidupan manusia pada akhirnya akan habis bila tak ada upaya konservasi dan pemanfaatan yang tak berkelanjutan. Untuk melakukan konservasi memang tak mudah, karena dibayangi dengan kepentingan aspek ekonomi dan sosial dari masyarakat sekitar seperti penambangan galian C yang merusak dan punya nilai ekonomi tak berkelanjutan.
Untuk itu pendekatan baru yang kini terus dikembangkan dengan membangun konsep konservasi dan geowisata melalui penetapan kawasan-kawasan Warisan Geologi (Geoheritage) hingga Geopark (Taman Bumi) yang kini semakin berkembang di Indonesia. Pemanfaatan geologi untuk sektor wisata memang menjadi poin penting dalam pembahasan ini.
Yani Andriani dari P2Par ITB menggarisbawahi pentingnya ‘perkawinan’ geologi dengan sektor pariwisata, demi menopang peningkatan ekonomi masyarakat, dan aspek perlindungan geologi tak dikorbankan.
Sejalan dengan itu, Heryadi Rachmat dari MAGI menekankan pentingnya aspek konservasi dalam mengelola sumber daya geologi yang ada di Indonesia. Pemanfaatan geologi yang hanya berbasis eksploitasi fisik seperti penambangan harus sudah dibatasi, dan memberi ruang pada pemanfaatan geologi yang berkelanjutan sejalan dengan konsep Sustainable Deveopment Goals (SDGs), yang benar-benar satu visi dengan pengembangan geopark yang kini makin berkembang di Indonesia.
Sedangkan Indra Badri dari Mageti menggarisbawahi pentingnya zonasi atau tata ruang dalam pengelolaan geologi di Indonesia, termasuk dalam konteks pemanfaatan geologi dalam ruang geopark, warisan geologi atau geowisata.
Peneliti Utama Badan Geologi ESDM Antonius Ratdomopurbo justru menekankan pentingnya geologi dikembangkan melalui pendekatan konkret dengan tetap para ahli atau geolog untuk turun ke lapangan.
Sementara itu, dalam hal pemanfaatan geologi melalui geopark dan warisan geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM punya peran signifikan, antara lain melakukan survei dan inventarisasi keragaman Geologi, serta Identifikasi warisan geologi.
“Pentingnya peran pemerintah daerah untuk mengusulkan di wilayahnya yang punya keragaman geologi, untuk dilindungi sebagai warisan geologi atau bahkan geopark,” kata Purbo kepada CNBC Indonesia.
Selain itu, Badan Geologi juga menetapkan warisan geologi, Kawasan Cagar Alam Geologi, dan Bentang Alam Karst, juga menetapkan, memantau dan mengevaluasi geopark nasional.
Selain itu, memberikan dukungan Pusat Informasi Geologi dan Site Museum di Kawasan Geopark. Juga memberikan dukungan Mitigasi Kebencanaan Geologi di Kawasan Geopark. Bersama KNGI merekomendasikan Geopark Nasional menjadi Global Geopark UNESCO.
Saat ini sudah ada 9 geopark nasional yaitu Sihanok-Maninjau, Sawahlunto, Silokek, Natuna, Pongkor, Karangsambung-Karangbolong, Bojonegoro, Meratus, Tambora. Juga ada beberapa calon geopark nasional yaitu Pandeglang – Ujungkulon, DIY, Ende- Kalimutu, Sumbar, dan Lebak – Bayah dome.
Bumi adalah tempat manusia sebagai homo sapiens dan makhluk lainnya. Tanggung jawab kelesteriannya bukan hanya di tangan ahli geologi, pegiat pariwisata, pengusaha geowisata atau lainnya. Semua bertanggung jawab untuk menjaga Bumi dengan menjaga keragaman dan sumber daya geologi yang berkelanjutan dan tetap bermanfaat bagi masyarakat.
Kegiatan ini bagian dari rangkaian peringatan ‘Hari Ahli Geologi Sedunia’ (2 April), Hari Ulang Tahun IAGI (13 April) dan “Hari Bumi Sedunia’ (22 April) untuk tahun ini dengan tema Invest In Our Planet kami IAGI JBB, MAGI, MAGETI dan P2PAR ITB serta didukung oleh Badan Geologi berkolaborasi untuk menyelenggarakan Seminar ‘Peran Ahli Geologi Untuk Indonesia’ yang dirangkaikan dengan peringatan 5 (lima) tahun wafatnya salah satu perintis geowisata dan geopark Indonesia (28 April 2018) Almarhum Dr. Budi Brahmantyo, M.Sc.
Acara ini terselenggara atas kolaborasi:.Badan Geologi, Kementrian ESDM, IAGI, IAGI JBB, MAGI, MAGETI, P2PAR ITB, dan Indonesia Geopark Youth Forum.