- Belakangan perang nuklir kembali menyelimuti negara-negara di dunia. Belum usai ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, kini harus dihebohkan dengan China Vs Taiwan.
- Hingga kini, negara-negara yang terlibat tengah aktif melakukan latihan khusus untuk berperang.
- Jika perang nuklir terjadi negara mana yang paling berdaya? Ini dia negara dengan kekuatan militer terkenal di dunia.
Baru-baru ini perang kembali menyeruak di negara-negara di dunia. Kabar tersebut juga ternyata turut mengancam Asia. Hal ini tak lain karena masalah China dan Taiwan. China melakukan latihan militer dengan aksi “tembak langsung”.
Diketahui kapal perang dan jet tempur juga wara-wiri “mengepung” Taipe. Panas China dan Taiwan membuat Presiden Xi Jinping buka suara. Ia meminta militer bersiap untuk perang sebenarnya.
“Memperkuat pelatihan militer yang berorientasi pada pertempuran yang sebenarnya” katanya ke angkatan bersenjata China (PLA), sebagaimana dilaporkan CCTV, dimuat AFP, Rabu (12/4/2023).
Komentar Xi ini terungkap dalam inspeksi angkatan laut China Selasa. Ini dilakukan tak lama setelah China melakukan tiga hari latihan militer besar-besaran yang dilakukan untuk”memblokade” Taiwan.
China murka akibat kedatangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen minggu lalu ke Amerika Serikat (AS). Di mana Tsai bertemu dengan sekelompok anggota parlemen bipartisan, termasuk Ketua DPR AS, Kevin McCarthy.
Sementara itu, AS mengatakan kapal perusak berpeluru kendali USS Milius telah melintasi wilayah Kepulauan Spratly di LCS. Hal ini terjadi saat China dan Taiwan panas sial Taiwan.
Dalam pengumumannya, Angkatan Laut AS mengatakan kapal itu melintas dalam misi kebebasan navigasi. Mereka juga menambahkan pelayaran kapal itu telah sesuai dengan peraturan internasional.
Sebenarnya sejumlah analis sudah mengingatkan semakin tingginya potensi perang. Peneliti dan penulis Jonathan D.T. Ward mengatakan hal tersebut akibat semakin dekatnya AS dan Taiwan..
“Dunia telah menyaksikan satu rezim otoriter mengobarkan perang melawan tetangga yang demokratis,” ujarnya dalam bukunya yang berjudul The Decisive Decade and China’s Vision of Victory yang, dikutip Express.
Serangan kepada Taiwan dari China sendiri juga bukanlah merupakan isu yang baru-baru terangkat. Pada 2021, Menteri Pertahanan (Menhan) Taiwan, Chiu Kuo Cheng memprediksi invasi Beijing ke wilayah itu akan terjadi pada 2025 mendatang.
Bukan Hanya China Vs Taiwan, Rusia Juga Unjuk Gigi
Tak hanya China Vs Taiwan dan AS, persiapan perang nuklir juga menyelimuti Rusia. Siapa yang tak kenal Rusia yang invasinya awal tahun 2022 lalu cukup membuat gonjang-ganjing dunia.
Rusia diketahui melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antar benua (ICBM). Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kru tempur berhasil meluncurkan ICBM “canggih” dari sistem rudal darat bergerak, dilokasi uji Kapustin Yar, Selasa waktu setempat.
Peluncuran ini memungkinkan untuk mengonfirmasi kebenaran desain sirkuit dan solusi teknis yang digunakan dalam pengembangan sistem rudal strategis baru.
Tetapi kementerian tidak merinci jenis rudal yang digunakan dalam peluncuran Selasa. Badan itu hanya mengatakan tujuan latihan untuk menguji peralatan tempur canggih rudal balistik antarbenua.
Namun pada Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ICBM jenis baru akan dikerahkan sekitar tahun ini, menyusul laporan AS bahwa senjata tersebut telah gagal tes sebelumnya.
ICBM itu adalah Sarmat atau dijuluki “Setan 2” yang oleh analis Barat disebut mampu membawa banyak hulu ledak nuklir dan salah satu rudal generasi baru Rusia yang tak terkalahkan.
Hal ini menimbulkan ketakutan baru soal potensi perang nuklir. Sejak mengirim pasukan ke Ukraina tahun lalu, Presiden Vladimir Putin telah mengeluarkan peringatan terselubung bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir di sana jika Rusia terancam.
Ini kemudian diikuti dengan langkah Putin menangguhkan partisipasi dalam perjanjian New START dengan AS. Di mana kedua negara sepakat untuk membatasi cadangan nuklir dan tunduk pada inspeksi bersama.
Kurang dari tiga minggu lalu, Putin juga mengatakan dia akan mengerahkan senjata nuklir taktis di tetangga dan sekutunya Belarusia, membawa senjata itu ke depan pintu Uni Eropa. Kedua langkah itu langsung mendapat kecaman dari NATO.
Ancaman Perang Nuklir! Siapa yang Paling Berdaya?
Ketegangan geopolitik antar negara ini dikhawatirkan akan memicu Perang Dunia yang melibatkan senjata nuklir.
Pasalnya, negara terkait yang disebut tadi memiliki hulu ledak nuklir yang sangat besar hingga di atas 5 ribu unit. Tim Riset CNBC Indonesia mencoba menelusuri satu-per satu kekuatan militer negara yang tengah bersitegang ini.
Menilik laporan International Institute for Strategic Studies (IISS), ada beberapa negara di dunia yang memang memfokuskan untuk anggaran militer di negaranya. Dari jajaran tersebut, 2 negara dengan ekonomi terbesar di dunia bercokol diposisi paling awal.
Anggaran belanja militer Amerika Serikat mencapai US$754 miliar pada 2021. Nilai itu jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Sementara, China berada di urutan kedua dengan anggaran belanja militer sebesar US$207,3 miliar. Kemudian, anggaran belanja militer Inggris tercatat sebesar US$71,6 miliar pada tahun lalu.
Amerika Serikat
Siapa tak mengenal AS, negara yang kerap dijuluki dengan superpower, adidaya, serta adikuasa yang doyan perang dan ikut campur urusan negara lain. Konflik memang seringkali terjadi di wilayah Timur Tengah yang berujung pada ketegangan ekonomi.
Momentum ini justru di manfaatkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk negaranya dalam hal mendulang keuntungan. Bukan tanpa alasan, saat perang terjadi, peralatan perang hingga bantuan pasukan militer tentu dibutuhkan. Bukan hanya personel militer yang begitu terlatih. AS juga memiliki sejumlah peralatan canggih yang ditakuti dunia.
Bukan tanpa alasan, AS AS memiliki sejumlah perusahaan pembuatan peralatan militer hingga kendaraan tempur. Perusahaan-perusahaan itu, seperti Lockheed Martin Corp, General Dynamics dan United Technologies Corp.
Masing-masing perusahaan itu memiliki hasil produksi yang berbeda. Lockheed Martin Corp dikenal sebagai perusahaan pembuatan pesawat tempur, seperti jet tempur F-16, F-22, dan F-35.
Ada pula General Dynamics dikenal sebagai perusahaan pembuatan senjata, rudal, kapal perang, kapal selam, dan roket. Selanjutnya United Technologies Corp merancang dan menjual sistem yang canggih untuk helikopter militer, sistem autopilot, dan sistem peringatan senjata berpemandu laser.
Sejumlah negara membeli senjata buatan AS, seperti Indonesia, Arab Saudi, dan sejumlah negara yang sedang berperang. Kemudian pada 2017, negara-negara seperti Israel, Inggris, Mesir, Irak, dan Australia juga ikut membeli senjata AS.
Memang, senjata yang pernah dibuat AS tak pernah diragukan oleh negara-negara di dunia. Berikut 7 Senjata Tercanggih yang Pernah Dibuat AS.
Senjata laser mematikan berteknologi tinggi sudah dikembangkan beberapa negara di dunia, bahkan Amerika Serikat (AS) telah menggunakannya sebagai bagian dari kekuatan militer.
Penyempurnaan senjata yang didesain tanpa peluru ini terus dilakukan. Tidak hanya itu senjata laser mematikan ini memiliki karakter yang terbilang unik, karena kecepatannya langsung dapat menyasar ke target musuh yang diinginkan.
Bahkan, AS tak hanya penjualan senjata dan pengiriman pasukan militer, tetapi juga menjual bahan bakar untuk kendaraan tempur. Dua negara yang membeli bahan bakar tersebut yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Tak diragukan memang kekuatan militer AS . Pada 2020, AS berada di peringkat 1 dari 138 dari negara-negara yang ditinjau oleh Global Firepower.
Tak tanggung-tanggung, Washington mengalokasikan US$ 750 miliar untuk anggaran militernya.
AS menghabiskan sebagian besar anggarannya untuk militernya. Sekarang pun, belum ada negara lain yang benar-benar dapat mengancam kekuatan militer AS. Pengeluaran militernya terus meningkat sebesar 7% selama dekade terakhir.
Kekuatan daratnya begitu tangguh. Negeri Paman Sam ini diperkirakan memiliki sekitar 1.400.000 personel militer aktif dan 860.000 personel cadangan.
Sehingga, AS memiliki total personel militer sebanyak 2,26 juta personel. Selain memiliki jumlah tentara yang cukup banyak, kendaraan tempur AS juga sangat mumpuni. Untuk tank saja, AS memiliki 6.289 unit.
China
Dalam satu dekade terakhir, kekuatan militer China terus dipacu. China meningkatkan anggaran militer, jumlah tentara, angkatan laut, hingga nuklir mereka.
Berdasarkan data Statista, China berada di posisi 3 dalam peringkat kekuatan militer dunia. China kini memiliki 2 juta tentara aktif. Platform penyedia data asal Jerman, China adalah yang terbesar dalam hal jumlah tentara aktif.
China saat ini sedang membangun angkatan bersenjatanya dengan cepat, yang terbaru dengan peluncuran kapal induk baru.
Presiden Xi Jinping telah memerintahkan angkatan bersenjata China untuk melakukan modernisasi pada tahun 2035. Xi mengatakan negaranya harus menjadi kekuatan militer kelas dunia, yang mampu berperang dan memenangkan perang pada tahun 2049.
Meski bukan yang terkuat, China memiliki kapal Angkatan Laut terbesar di dunia. Fujian, kapal induk tipe 003, diluncurkan di Shanghai pada Juni dan merupakan kapal perang paling canggih yang pernah dibuat di China.
Kapal itu adalah kapal induk ketiga China dan, tidak seperti dua lainnya, kapal itu dirancang oleh para insinyur China.
Profesional militer mengatakan sistem peluncuran pesawat elektromagnetik Fujian adalah kemajuan signifikan bagi angkatan laut China.
Ini memungkinkan pesawat untuk dikerahkan lebih cepat, dan memungkinkan kapal untuk membawa pesawat yang lebih berat.
Angkatan Laut AS sempat memperkirakan bahwa antara tahun 2020 dan 2040, jumlah total kapal angkatan laut China akan meningkat hampir 40%.
Sementara, pada November 2021, Departemen Pertahanan AS memperkirakan bahwa China akan melipatgandakan cadangan nuklirnya pada akhir dekade ini.
China, katanya, kemungkinan berniat untuk memiliki setidaknya 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.
Para ahli di Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, yang menerbitkan penilaian tahunan terhadap persediaan global juga mengatakan China telah meningkatkan jumlah hulu ledaknya selama beberapa tahun terakhir.
Meski begitu China masih jauh dari persediaan 5.550 hulu ledak AS, tetapi pembangunan nuklirnya dipandang sebagai salah satu ancaman terbesar bagi supremasi militer Barat.
Rusia
Dalam data yang disajikan oleh Statista, Rusia mempunyai 830.000 anggota militer aktif pada tahun 2023. Selain itu, negara ini juga diperkuat oleh 350.000 anggota dinas cadangan dan 250.000 pasukan paramiliter.
Rusia memiliki alutsista canggih yang dioperasikan oleh berbagai matra. Pada Angkatan Udara, misalnya, Global Firepower mencatat bahwa Rusia mempunyai lebih 4.182 unit total pesawat. Selain itu, ada 1.531 unit helikopter, 537 unit helikopter serang, 524 pesawat latih, serta masih banyak lagi.
Untuk Angkatan Darat, Rusia diperkuat oleh 12.000 tank dan 3.887 MLRS (Multiple-Launch Rocket System). Sementara itu, total aset milik Angkatan Laut Rusia mencapai 598 unit, yang terdiri dari fregat, kapal patroli, korvet, kapal selam, dan kapal penghancur.
Militer Rusia terus menjadi sorotan, karena masih melakukan serangan kepada Ukraina hingga kini.
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin, memerintahkan militernya untuk menyerang Ukraina sejak Februari 2022. Berbagai serangan yang diluncurkan Rusia secara gamblang memperlihatkan kekuatannya.
Pada Oktober 2022, Moskow meluncurkan rudal jelajah Kh-55 dan Kh-101, yang diluncurkan dari darat dan laut. Pasukan Rusia juga berulang kali memanfaatkan sistem rudal pertahanan permukaan ke udara S-300 untuk menyasar daratan Ukraina.