IHSG Perkasa Jelang Lebaran, Ini Penyebabnya

Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).

 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Selasa (18/4/23) berakhir naik 0,50% menjadi 6.821,80 secara harian.

Sebanyak 245 saham menguat, 276 saham melemah, sementara 204 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 11 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,15 juta kali.

Hari ini secara eksklusif IHSG diperdagangkan di wilayah positif dan sempat menyentuh titik tertinggi di 6.839,75. Dalam lima hari perdagangan IHSG terapresiasi 0,15%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks masih membukukan pelemahan sebesar 0,42%.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv setengah dari total sektor menguat dengan sektor Energi memimpin penguatan sebesar 1,75%.

Adapun lima top movers IHSG berdasarkan bobot indeks poinnya pada penutupan sesi II hari ini adalah sebagai berikut:

1. PT Astra International (9,7)

2. PT Bank Central Asia (7,4)

3. PT Bayan Resources (6)

4. PT Gojek Tokopedia (6)

5. PT Adaro Energy Indonesia (4,8)

Pada hari ini merupakan perdagangan terakhir sebelum libur panjang dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Perdagangan pasar saham RI baru akan dibuka kembali pada Rabu pekan depan.

Di lain sisi, pelaku pasar menanti hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang digelar pada Selasa dan Rabu pekan ini (17-18 April 2023).

BI diperkirakan bakal mempertahankan suku bunga acuan untuk tiga bulan beruntun. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 14 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga sebesar 225 basis poin (bp) sejak Agustus hingga menjadi 5,75% pada Januari 2023.

Suku bunga kemudian dipertahankan pada level tersebut pada pertemuan Februari dan Maret. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

BI diproyeksi akan mempertahankan suku bunga di level 5,75% karena kondisi ekonomi domestik yang masih sangat baik.

Tekanan dari luar negeri juga sedikit berkurang karena bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diproyeksi hanya akan melakukan kenaikan sekali lagi pada Mei mendatang.

The Fed diproyeksi akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bp pada Mei mendatang. Setelah itu, The Fed diharapkan melakukan pivot kebijakan dengan menahan suku bunga atau malah memangkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*