Pengadilan Belanda pada Jumat, (28/4/2023), mengungkapkan adanya seorang lelaki bernama Jonathan Jacob Meijer memiliki 550 hingga 600 anak. Hal ini tertuang dari putusan yang dikeluarkan pengadilan terkait dugaan kebohongan yang dilakukan Meijer tentang sperma yang didonorkannya.
Menurut Pengadilan Distrik Den Haag, pria 41 tahun itu berbohong tentang jumlah anak yang telah dia miliki dan jumlah sumbangan sperma yang telah dia buat. Akibatnya, Meijer tidak diizinkan untuk mendonorkan spermanya lagi.
“Semua orang tua ini sekarang dihadapkan pada fakta bahwa anak-anak dalam keluarga mereka adalah bagian dari jaringan kekerabatan yang besar, dengan ratusan saudara tiri, yang tidak mereka pilih,” kata pengadilan dikutip New York Times.
Putusan pengadilan muncul setelah Tuan Meijer digugat oleh Yayasan Anak Donor Belanda, yang mewakili kepentingan anak-anak pendonor sperma, dan seorang ibu yang memiliki salah satu anaknya.
“Anak-anak pantas istirahat,” kata ibu yang disapa Eva tetapi menghilangkan nama belakangnya, dalam sebuah pernyataan.
Mengutip konsekuensi psikologis negatif bagi anak-anak, pengadilan mengatakan bahwa melarang Meijer untuk terus menyumbang demi kepentingan terbaik anak-anak. Pasalnya, akan sulit bagi anak-anak tersebut berkumpul dalam kekerabatan kandung akibat jumlah saudara yang besar.
“Akan sulit bagi mereka untuk memupuk hubungan dengan begitu banyak saudara kandung, dan itu menambah kemungkinan inses yang lebih tinggi,” tambah pengadilan.
Di Belanda, dokumen pengadilan menunjukkan Meijer menyumbangkan sperma ke setidaknya 11 klinik kesuburan. Masing-masing klinik itu mengizinkan spermanya menghasilkan 25 anak atau disumbangkan ke maksimal 12 ibu, seperti aturan di Belanda.
Sebuah laporan dari tahun 2017 menyimpulkan bahwa Meijer telah menjadi ayah dari 102 anak melalui klinik Belanda antara tahun 2007 dan 2017. Antara tahun 2015 dan 2018, ia juga menyumbangkan sperma ke sebuah klinik kesuburan di Denmark yang, pada saat itu, tidak membatasi jumlah anak yang dihasilkan dari sperma sumbangan.
Sementara itu, anggota parlemen Belanda sedang dalam proses menerapkan aturan baru bagi donor sperma untuk melindungi kepentingan anak-anak. Dewan Perwakilan Rakyat Belanda dijadwalkan akan mendiskusikan masalah tersebut bulan ini.
“Di Belanda, kami pikir penting bagi setiap orang untuk memiliki fakta tentang garis keturunan mereka,” menurut Ernst Kuipers, Menteri Kesehatan, Kesejahteraan, dan Olahraga.