Harga CPO Masih Suram, Bos Sawit Kencengin Lagi Doanya Ya!

Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali melemah tipis di sesi awal perdagangan Kamis (25/5/2023).

Padahal, harga CPO  sempat ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Secara umum, harga CPO akhir-akhir ini masih suram.

Melansir Refinitiv, harga CPO https://rtpdwslot88.org/ pada sesi awal perdagangan terpantau turun tipis 0,03% ke posisi MYR 3.406 per ton pada pukul 08:50 WIB.

Lesunya harga akhir-akhir ini membawanya kembali turun ke level 3.400-an padahal harganya sempat nanjak ke level 3.600-an pada perdagangan 10 Mei lalu.

Pada perdagangan Rabu (24/5/2023) harga CPO ditutup menguat tipis 0,86% ke posisi MYR 3.407 per ton. Penutupan pada perdagangan kemarin sekaligus mencatatkan level terendahnya sejak 28 April.

Dengan ini, secara bulanan penguatan CPO terpangkas menjadi 2,07% namun masih mengalami koreksi tajam 18,83% secara tahunan.

Pada dasarnya harga CPO belum lepas dari cengkeraman sentimen negatif yang membawa harganya tak berubah signifikan bahkan terkadang mengalami penurunan.

Penguatan pada perdagangan hari sebelumnya juga terjadi di tengah sentimen negatif, hanya saja ringgi sebagai mata uang Malaysia yang melemah dan harga minyak yang lebih tinggi mampu sedikit mengangkat harganya.

Pada perdagangan kemarin, Ringgit mata uang perdagangan sawit, turun 0,48% terhadap dolar ke level terendah sejak November 2022, membuat komoditas lebih murah bagi pemegang mata uang asing.

Sementara itu, harga minyak mentah dunia sempat naik kemarin setelah data menunjukkan persediaan AS dan pengetatan pasokan bahan bakar dan menyusul peringatan dari menteri energi Saudi kepada spekulan meningkatkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut.

Minyak mentah berjangka yang lebih kuat menjadikan minyak sawit pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.

Sime Darby Plantation mengatakan harga CPO diperkirakan akan berada di sekitar level saat ini dalam waktu dekat dengan daya saing harga bergantung pada prospek pasokan minyak pesaing dan kebijakan ekspor minyak sawit Indonesia.

“Tantangan ekonomi makro dan geopolitik, termasuk kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang melambat dan suku bunga yang tinggi dapat membatasi potensi kenaikan harga komoditas,” katanya dalam pengajuan bursa dikutip dari Reuters.

 Namun tak bisa dipungkiri, sentimen negatif masih menyelimuti karena permintaan yang lebih lambat dan ekspektasi produksi yang lebih tinggi membebani pasar.

Kurangnya tindak lanjut pembelian dari pasar tujuan dan beberapa pencucian minyak sawit oleh China menghentikan momentum kenaikan harga CPO.

Hal ini diungkapkan oleh Anilkumar Bagani, kepala riset broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai.

“Minyak sawit sekarang terlihat melepaskan penyebarannya yang lebih ketat di atas minyak lunak, tetapi tampaknya pasar tujuan tidak terburu-buru dan menunggu pelebaran lebih lanjut dari diskon minyak sawit karena persaingan,” ungkap Bagani yang dikutip dari Reuters.

Pemulihan produksi Malaysia juga menambah tekanan kepada pasar. Sementara itu, investor tengah menunggu perkiraan industri untuk menentukan sejauh mana pertumbuhan output.

Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,2%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 juga turun 1,2%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,06%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. Turunnya harga minyak saingannya tentunya turut membuat harga CPO sulit untuk nanjak.

Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO dapat menguji level support MYR 3.451 per ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 3.389 per ton.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*