Bottleneck kerap menjadi persoalan ketika maskapai penerbangan mengalami lonjakan penumpang. Permasalahan ini biasanya terjadi di jalur kedatangan, jalur pemeriksaan, check in, dan drop bagasi.
Potensi bottleneck ini pun diprediksi akan terjadi selama periode mudik Lebaran 2023. Apalagi jumlah pemudik pada Lebaran 2023 ini mengalami peningkatan sebesar 47% secara nasional dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau mencapai 123,8 juta orang.
Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mengungkapkan dalam mengantisipasi permasalahan tersebut, pihaknya melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan lainnya.
“Terkait dalam koordinasi itu, antaranya custom sehingga upaya pemerintah dalam membuka masa cuti yang cukup panjang, dari 19 April. Ini salah satu solusi agar bottleneck tidak terjadi di bandara atau 51 bandara yang mengakomodasi kegiatan mudik,” kata dia dalam CNBC Indonesia Special Dialogue “Mudik Udara Aman Berkesan di Lebaran 2023”, Selasa (18/4/2023).
Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah melakukan perubahan cuti bersama lebih awal yakni dimajukan 2 hari dari sebelumnya 21-26 April 2023 menjadi 19-25 April 2023. Hal ini diharapkan bisa menekan penumpukan dan mengurai kepadatan arus lalu lintas saat musim libur Lebaran 2023.
Di samping itu, Denon menambahkan, pihaknya juga melakukan pemantauan penerbangan bersama para pemangku kepentingan seperti baik pihak maskapai maupun pihak pengelola bandara. Di mana pemantauan dilakukan baik pada kegiatan mudik maupun arus balik.
“Tujuannya adalah mengantisipasi apabila terjadi kepadatan di 51 bandara yang ada dalam pantauan Kementerian Perhubungan. Mungkin itu salah satu antisipasi yang selama ini dilakukan dari tahun ke tahun. Tentu ini diharapkan mengurangi bottleneck,” tegas Denon.