Bahlil: Investor Baterai EV RI Tak Dimonopoli Satu Negara

Keterangan Pers Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentang Realisasi Investasi PMA & PMDN Triwulan IV (Oktober-Desember) Tahun 2022. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Investasi - BKP)

 Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan investor proyek ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Indonesia tidak dimonopoli satu negara.

Dia menyebut, sebentar lagi Indonesia akan meraup investasi dari Jerman hingga Prancis.

Hal tersebut diungkapkan Bahlil saat memberikan keterangan pers terkait kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Hannover, Jerman. Saat kunjungan kerja pada Minggu (16/04/2023) lalu Presiden Jokowi bertemu dengan CEO dari BASF, Eramet, dan Volkswagen.

“Kehadiran tiga negara ini mencerminkan Indonesia tidak hanya dimonopoli negara tertentu dalam membangun ekosistem baterai mobil listrik. Inggris sudah masuk duluan dan sekarang kita sudah masukan Jerman. Insya Allah berjalan baik,” kata Bahlil, mengutip siaran Sekretariat Presiden, Selasa (18/4/2023).

Bahlil menjelaskan BASF, perusahaan asal Jerman, dan Eramet dari Perancis mau ikut masuk dalam proyek ekosistem baterai hingga tahapan komponen prekursor di Weda Bay, Maluku Utara.

Adapun nilai investasi dari kedua perusahaan ini ditargetkan bisa mencapai US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 38,65 triliun (Rp 14.800 per US$). Pembangunan pabriknya pun ditargetkan bisa mulai berjalan pada semester kedua 2023 ini.

“Kami targetkan, dilaporkan ke Presiden, semester 2 sudah bisa berjalan dan proses perizinan sudah hampir rampung. Isu ini sudah done,” katanya.

Selain itu, Bahlil juga bercerita ketika Presiden Jokowi menerima CEO dari Volkswagen, VW juga berminat untuk ikut berinvestasi dalam industri baterai mobil listrik di tiga lokasi. VW diperkirakan akan bekerja sama dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dengan BASF, perusahaan BUMN, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk.

Dia mengungkapkan, tiga investasi baru ini harus terus didorong dalam rangka mengantisipasi perang dagang antara beberapa negara besar.

“Harus melayani investasi yang sama, kita menganut investasi bebas aktif tidak membeda-bedakan mana prioritas,” katanya.

Dengan masuknya tiga investasi baru ini, khususnya dari baterai mobil listrik ini, maka total investasinya menurutnya bisa mencapai US$ 4,6 miliar atau setara Rp 68,38 triliun (Rp 14.800 per US$).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*